logo youtube; ilustrasi youtube demonetisasi

Demonetisasi YouTube dan Strategi Menghindarinya

Platform online kini semakin mengetatkan kebijakanya dalam hal monetisasi. Terutama platform YouTube. Salah satu kebijakan ketat yang dikeluarkan oleh YouTube adalah “Demonetisasi YouTube”. 

Hal ini berdampak signifikan terutama bagi konten kreator yang mengandalkan penghasilan dari YouTube. Demonetisasi YouTube juga menghambat motivasi dan kreativitas mereka dikarenakan berkurangnya imbalan finansial. 

Sehingga, para konten kreator perlu menyesuaikan kembali strategi mereka untuk menghadapi demonetisasi YouTube tersebut. 

Apakah kamu salah satu konten kreator yang terdampak kebijakan baru YouTube ini? Artikel ini akan memberikan tips bagaimana cara menghindari demonetisasi YouTube. 

Definisi dan Konsep Demonetisasi YouTube

Bagi segelintir konten kreator mungkin masih awam dengan istilah “demonetisasi YouTube”. 

Demonetisasi (demonetize) merupakan singkatan dari disable monetization, yang bermakna “mengnonaktifkan fitur monetisasi/pendapatan uang”.

Secara singkat “Demonetisasi YouTube” adalah proses dimana seorang YouTuber kehilangan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan melalui iklan (ads). Padahal sebelumnya, ads merupakan sumber penghasilan para YouTuber. 

Contoh Kasus Demonetisasi YouTube

YouTube tidak menerapkan demonetisasi keseluruh konten video milik penggunanya. Akan tetapi vide-video yang melanggar hak cipta, mengandung kekerasan, pornografi, diskriminasi, atau promosi akticitas legal lah yang terkena imbasnya.

Selain itu demonetisasi terjadi kepada video yang berisi konten-konten tidak relevan seperti iklan, kontroversial atau sensitif. 

Apabila unsur-unsur tersebut terdeteksi ada di konten kamu, yang terjadi adalah video tersebut tidak akan menerima pendapatan dari iklan yang ditampilkan pada video tersebut.

Untuk mengembalikan fitur monetisasinya, kreator harus mengajukan banding atau melakukan perubahan pada konten-konten mereka agar memenuhi kebijakan monetisasi dari YouTube.

See also  11 Produk Digital Terbaik Untuk dijual di 2024!

Faktor-faktor yang Menyebabkan Demonetisasi Youtube

ilustrasi faktor faktor yang menyebabkan demonetisasi youtube

Berikut penjelasan yang lebih detail mengenai faktor-faktor apa sajakah yang bisa membuat akun kamu ter-demonetisasi :

1. Konten yang Tidak Sesuai dengan Kebijakan Monetisasi YouTube

Seringkali, demonetisasi terjadi karena konten mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh kebijakan yang diterapkan oleh YouTube.

Konten yang mengandung pornografi sudah pasti tidak akan dimonetisasi, karena YouTube merupakan video platform yang bebas dari unsur-unsur seksual.

Selain pornografi, konten yang mengandung kekerasan juga akan dinonaktifkan monetisasinya, seperti pemukulan, kecelakaan, dan konten yang mengandung unsur seram seperti menampilkan darah atau gambar-gambar seram lainnya.

Contoh real dari seorang YouTuber terkenal yang terkena dampak demonetisasi YouTube adalah PewDiePie. Pemilik akun bernama Felix Kjellberg pernah mengalami demonetisasi karena konten kontroversial yang melanggar kebijakan ikan YouTube.

2. Masalah dengan Kata Kunci dan Metadata

Untuk menghindari demonetisasi YouTube, kamu harus tahu betapa pentingnya kata kunci dan metadata relevan.

Beberapa kreator masih sering mengalami ini. Ada begitu banyak konten yang dibuat yang tidak ada relevansinya dengan kata kunci dan metadata yang sesuai.

Kekeliruan dalam menggunakan kata kunci dan metadata yang tepat menjadi kesalahan umum dalam monetisasi, sehingga kamu harus lebih cermat dalam memilih kata-kata.

Salah satu contoh YouTuber populer bernama Steven Crowder yang terkena dampak demonetisasi YouTube dikarenakan mengunggah video yang tidak relevan dengan metadata (Judul, deskripsi, tag, dan detail informasi) yang diberikan. 
Karena telah melanggar kebijakan monetisasi YouTube maka video dari Crowder dianggap tidak layak mendapatkan uang dari ads. Mesikpun Crowder mengajukan banding dan telah memperbaharui kontenya, namun ia sudah tidak bisa memonetisasi konten video nya.

3. Isu Keamanan dan Orisinalitas Konten

YouTube memang ditujukan untuk bisa dinikmati oleh semua orang.

Karena itu, demonetisasi YouTube juga bisa dipastikan terjadi terhadap konten-konten yang berisi penyerangan atau pelanggaran privasi.

See also  5 Sumber Materi Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Pemula

Selain itu, konten yang disajikan harus betul-betul asli dan tidak melanggar hak cipta. Pastikan keamanan konten yang akan diproduksi sudah terjamin dengan menggunakan aset (gambar, lagu, dll) yang bisa digunakan oleh siapapun. 

Kasus ini pernah terjadi kepada salah satu YouTuber bernama Alex Jones, pemilik channel infowars. YouTube terpaksa memonetisasi kontennya karena Jones menyebarkan teori konspirasi dan konten yang kontroversial.

Ales Jones juga menyebarkan konten yang melanggar hak cipta, mempromosikan kekerasan atau kebencian, serta informasi yang menyesatkan. 

Demonetisasi dari YouTube bertujuan untuk menghentikan benefit kepada Jones dan memaksa agar ia dapat mematuhi kebijakan YouTube. 

Strategi Menghindari Demonetisasi Youtube

Berikut ini adalah strategi untuk menghindari demonetisasi YouTube:

1. Memahami dan Mengikuti Kebijakan Monetisasi YouTube

Untuk memahami kebijakan monetisasi YouTube, kamu perlu membaca dan memahami “Terms and Conditions” yang telah dipaparkan oleh YouTube. Setelah membaca, kamu juga perlu mematuhi poin-poin yang ditetapkan.

Setelah itu penting juga untuk mengerti panduan penggunaan musik, penggunaan gambar, dan video yang orisinil dan memiliki lisensi. 

Yang paling utama adalah selalu perhatikan konten kamu. Pastikan video, deskripsi, tag, thumbnail dan metadata yang kamu isi sesuai dan tidak melanggar kebijakan keamanan dan kebijakan hak cipta. 

Kamu juga bisa ikuti langkah-langkah kebijakan monetisasi YouTube dengan cermat. Kebijakan monetisasi YouTube meliputi Pedoman Komunitas, Persyaratan Layanan, dan kebijakan program Google AdSense.

2. Penggunaan Kata Kunci yang Tepat

Kata kunci yang tepat itu penting.

Agar konten video kamu memiliki kata kunci yang tepat, kamu bisa melakukan riset kata kunci sebelum mengunggah video. Gunakan tools seperti Google Keyword Planner, Google Trends, Semrush, atau aplikasi lainnya. 

Setelah melakukan riset, letakan kata kunci kedalam judul video. Karena judul video adalah cerminan dari konten yang akan kamu sajikan. Jangan lupa buat kata kunci semenarik mungkin.

Terakhir, letakan kata kunci pada deskripsi, tag, dan detail informasi dari konten video kamu. Ingat bahwa kata kunci tidak boleh berlebihan atau memaksa. 

See also  5 Aplikasi untuk Mengubah Format Video

3. Konten Original dan Unik

Keaslian atau orisinalitas merupakan kunci utama sebuah konten bermutu. 

Maka dari itu, jangan pernah mencoba untuk menjiplak konten-konten yang sudah ada. Karena YouTube selalu bisa mengidentifikasi konten manakah yang asli dan yang merupakan hasil jiplak.

Untuk membuat konten yang orisinal, kamu bisa melakukan riset audiens dan memahami target audiens kamu. Sehingga, kamu bisa membuat konten yang relevan dan menarik bagi mereka.

Setelah itu buatlah konten yang memiliki nilai seperti informasi, tips, tutorial, atau hiburan yang relevan terhadap audiens kamu. 

Kamu juga bisa bereksperimen terhadap format dan gaya konten video kamu. Seperti bentuk vlog, wawancara, sketsa, atau animasi. Buatlah konten yang trending dan kreatif.

4. Meninjau Ulang dan Memperbaiki Konten yang Sudah Ada

Ketika konten kamu sudah siap untuk diupload, selalu periksa kembali konten kamu.

Terkadang, ada beberapa informasi yang belum terisi. Maka dari itu,selalu lakukan pemeriksaan ulang agar konten yang sudah terlanjur naik bisa dimonetisasi.

Agar konten kamu berkembang, kamu bisa menggunakan YouTube Analytics untuk melihat statistik dari konten-konten kamu. Dengan begitu kamu mengetahui konten apa saja yang perlu ditingkatkan kembali.

Jika konten kamu harus diperbaiki karena tidak sesuai dengan kebijakan monetisasi YouTube, maka kamu perlu memperbaharui deskripsi dan metadata. 

Pastikan kembali bahwa deskripsi dan konten kamu sesuai dan saling berkaitan (relevan). Dengan begitu akan meminimalisir kemungkinan demonetisasi YouTube. 

Mengatasi Demonetisasi Youtube dan Mengajukan Banding

Jika konten kamu terlanjut ter-demonetisasi, maka hal yang bisa kamu lakukan adalah mengajukan banding.

Kamu bisa lihat ke bagian “Pengelola Video Anda”, klik “Minta Ulasan” untuk mengajukan banding. 

Perlu diingat, tinjauan hanya bisa dilakukan sekali saja. Setelah selesai, kamu akan menerima keputusan monetisasi melalui email, yang mana keputusannya bersifat final dan tidak bisa diganggu-gugat.

Pentingnya Monetisasi YouTube

Mengikuti kebijakan monetisasi YouTube memang tidak mudah. Namun hal ini sangat penting bagi para konten kreator yang menggunakan platform YouTube sebagai alat monetisasi konten. 

Berikut alasan mengapa mengikuti kebijakan YouTube menjadi penting:

  • Melindungi reputasi channel dan kepercayaan audiens
  • Mendapatkan penghasilan yang stabil
  • Menajaga konsistensi dan perkembangan channel 
  • Mencegah penghapusan channel

Apabila kebijakan monetisasi YouTube terasa sulit bagimu, kamu bisa mencoba sistem monetisasi ala MocaasTV. 

Karena dengan MocaasTV, konten video kamu bisa dimonetisasi sesuai dengan keperluan dan niche kamu. Yuk lebih ekslusif dengan MocaasTV

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *