Kini, semua orang bisa mengakses konten di mana dan kapan saja sejak adanya Video on Demand (VOD).
Sebelumnya, kita harus ke bioskop untuk menikmati sebuah film. Beberapa orang juga harus menetap di rumah dan duduk di depan komputer masing-masing untuk sebuah episode serial televisi.
Sekarang, semuanya lebih mudah.
Komputer atau perangkat elektronik lainnya kini bisa digunakan untuk mengakses video dalam bentuk apapun. Bahkan, semua video itu bisa diakses kapan pun dan dimana pun.
Jadi, semua orang bisa menonton film di kereta api dalam perjalanan pulang atau melihat video ketika di antrian untuk menunggu jadwal temu dokter.
Apa Itu Video on Demand?
Singkatnya, definisi Video on Demand adalah teknologi yang mendukung distribusi konten yang memungkinkan setiap orang untuk mengakses konten dalam bentuk video, seperti film, serial televisi, dan lainnya.
Video on Demand memberikan kebebasan penuh kepada para penggunanya, terutama dalam cara mengkonsumsi konten itu sendiri.
Dengan adanya Video on Demand, kita tidak perlu bergantung kepada koneksi satelit atau kabel seperti kita menonton di televisi konvensional karena yang kita butuhkan hanya koneksi internet.
Konten bisa diputar, dijeda, dipercepat, dimundurkan, atau diputar ulang. Semua itu bisa dilakukan sesuai keinginan kita dengan koneksi internet.
Jenis-Jenis Video on Demand
Ada tiga jenis di dalam Video on Demand itu sendiri. Berikut akan dibahas satu per satu di bawah:
1. Subscription Video on Demand
Bisa disingkat menjadi SVOD. Ini adalah jenis Video on Demand yang memberikan para penggunanya akses ke konten-konten mereka dengan sistem berlangganan.
Paket berlangganan yang tersedia terdiri dari paket bulanan, tahunan, atau juga triwulanan. Selain itu, platform yang menerapkan SVOD menawarkan paket harga yang variatif untuk segala jenis pengguna.
Netflix, Hulu, dan HBO Max adalah beberapa contoh SVOD yang dikenal banyak orang.
2. Transactional Video on Demand
Jenis Video on Demand ini tidak dikenakan biaya untuk mengakses kontennya, namun lebih berfokus kepada jumlah konten yang diakses dalam kurun waktu tertentu.
Contoh platform Transactional Video on Demand adalah iTunes dan Sky Box Office.
3. Advertising-Based Video on Demand
Ini adalah jenis Video on Demand yang mengandalkan iklan sebagai pemasukan utamanya.
Oleh karena itu, semua orang tidak akan dikenakan biaya untuk membuat dan mengkonsumsi setiap video yang ada di platform tersebut.
Para penggunanya bisa mengakses hampir semua konten yang ada dengan gratis dan mudah. Namun, platform advertising-based video on demand juga menyediakan paket berlangganan untuk siapa pun.
Contoh tipe Video on Demand ini yang paling terkenal adalah YouTube.
Bagaimana Video on Demand di Indonesia?
Keberadaan Video on Demand di Indonesia disambut dengan baik.
Populix, sebuah lembaga survei berbasis di Indonesia, melakukan riset tentang hal ini pada dan mempublikasikan hasilnya pada bulan Juli 2022.
Hasilnya, sebanyak 36% masyarakat Indonesia menggunakan aplikasi Video on Demand setiap hari. Lalu, sebanyak 13% responden menggunakan aplikasi sebanyak lebih dari 5 kali per pekan.
Sebanyak 15% responden menggunakan layanan Video on Demand sebanyak 4-5 kali per pekan. 25% responden menggunakan layanan tersebut selama 2-3 kali per pekan. Sisanya, 6%responden menggunakan Video on Demand sekali per pekan.
Lebih jauh lagi, sebanyak 4% responden menggunakan Video on Demand sekali dalam sebulan dan 1 persen responden menggunakan Video on Demand sekali dalam kurun waktu dua minggu.
Berdasarkan hasil riset tersebut, ini adalah bukti bahwa layanan Video on Demand kian populer dan digunakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Bahkan, Video on Demand sudah menjadi pilihan utama hiburan mereka, mengalahkan media-media konvensional.
Tertarik untuk memiliki Video on Demand mu sendiri?
Mocaas adalah platform untuk meluncurkan Video on Demand yang bisa dipersonalisasi oleh semua user, baik bisnis maupun personal. Mocaas memungkinkan kamu untuk menghasilkan pendapatan dari video yang dimonetisasi
Mari beralih ke Mocaas!